Saya adalah seorang trader forex. Saya bukanlah yang terhebat dan terbaik dari kebanyakan kawan-kawan seprofesi, tapi 90% penghasilan saya didapat dari bidang bisnis tersebut. Tahun ini adalah tahun 'kesekian' saya mengenal, mempelajari, dan melakukan bisnis ini. Saya adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Lalu apakah dari semua apa yang saya dapatkan lalu saya mengajari adik/kakak/saudara saya yang lain tentang bisnis yang saya tekuni selama ini? Tidak sama sekali.
Bidang bisnis apapun terlebih dalam dunia trading itu butuh keseriusan. Butuh kerja keras. Butuh passion. Butuh kemauan yang tinggi yang bukan sekedar mau. Butuh kesabaran, ketabahan, ikhtiar, dan masih banyak lagi faktor pendukung sebagai penentu apakah seseorang akan berhasil dibidang ini atau sebaliknya. Ini bukan dunia latah dan dunia ikut-ikutan. Ini dunia bisnis yang sedemikian serius.
Saya sudah melewati masa-masa dimana orang mencibir profesi aneh ini pada 'tahun itu'. Saya juga sudah melewati fase dimana dibilang haram, murtad dll, krn masa itu belum seperti sekarang. Saya sudah melewati beberapa musim yang berbeda sampai akhirnya orang mengakui bahwa ternyata saya benar dan bisa membuktikan apa yang saya yakini benar.
Tapi walaupun demikian tidak satu orang pun dari keluarga saya/istri yang kemudian dididik dengan sungguh-sungguh menjadi seorang trader professional. Karena itu semua harus dimulai dari diri kita sendiri yang kemudian dibuktikan oleh waktu. Kedekatan persaudaraan sama sekali tidak bisa membuat seseorang secara tiba-tiba sukses. Pertalian darah juga sama halnya demikian. Itu pun saya berlakukan terhadap istri saya sendiri. Lama sudah saling mengenal tapi saya harus tau sampai mana keseriusan dia untuk belajar, kesiapan mental, kesiapan material, kesiapan jiwa dll. Karena saya tidak mau ada yang disebut dengan 'gembos ditengah jalan'. Bagi saya "Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai". Karena itu butuh kebulatan tekad sebelum memutuskan karena kita akan memasuki rimba tak bertuan. Hanya orang terlatih yang sudah diuji oleh waktu yang dapat sampai ketujuan akhirnya.
Tapi dalam iklim kekinian dimana banyak temen-teman trader yang masuk dalam dunia bisnis ini dari pintu yang salah, maka pastikanlah bahwa anda " tersesat di jalan yang benar". Karena itu lebih baik daripada "merasa benar di jalan yang sesat". Jadikanlah diri kita masing-masing contoh positif terhadap pelaku pasar bukan justru sebaliknya.
Menjadi trader itu ga ada sekolah (formal)-nya. Tapi ujiannya setiap hari dan seumur hidup. Seperti lomba lari maraton yang diikuti ribuan peserta. Sebagian gugur karena banyaknya godaan sepanjang perjalanan seperti warung-warung nasi padang, sebagian lainnya tersesat karena tidak tau arah, sebagian lainnya kehabisan 'tenaga' dan kesabaran sebelum sampai garis finish. Pada akhirnya hanya akan terpilih beberapa pemenang saja dalam lomba tersebut. Dunia bisnis ini benar-benar butuh komitmen yang tinggi dan senantiasa terjaga.
Mungkin teman-teman ada yang ingat guru SD saya yang kemarin baru saja tutup usia dan jenazahnya minta saya yg mandikan?!. Beliau adalah orang yang sangat saya hormati tapi ketika beliau minta diajarkan dengan alasan agar biaya berobatnya tidak lagi membebani siapapun tegas saya menolak. Beliau juga meminta anaknya agar diajarkan tapi dengan segala hormat saya juga tidak bisa menerima. Karena saya sama sekali tidak mau ada orang yang nanti akan hancur 'ditangan' saya hanya karena tidak kuat, tidak sabar, ingin cepat kaya dll. Karena sebagaimana banyaknya reward dari dunia bisnis ini tapi punishment dari bisnis ini tidak terhitung dengan jari. Ini bukan dunia main-main. Bukan sekedar klik sana klik sini. Ini justru bisnis yang paling complicated. Hanya orang yang benar-benar bisa menguasai dirinya dan menaklukan hawa nafsunya yang bisa survive dan menikmati pulau tujuan. Angka matematikanya menunjukkan bahwa jumlah orang seperti itu ada satu berbanding seribu. Semoga kita semua terpilih menjadi yang satu.
No comments:
Post a Comment